Berpakaian dipahami untuk menutupi tubuh, melindungi dari dingin, menciptakan kehangatan, bentuk kesopanan, dan membuat kita nyaman menjalankan aktivitas tengah banyak orang. Lebih jauh, berpakaian akan membangun identitas diri, termasuk bagaimana sebuah identitas tersebut dipersepsi oleh orang-orang yang melihatnya. Lalu, identitas seperti apa yang ingin disampaikan Pande dalam pameran tunggalnya ini? Jika ia adalah incognito, bentuk penyamaran apa yang ingin dinyatakan?

Perempuan dan pakaian memiliki hubungan yang dekat dan erat. Pendapat umum yang menyatakan bahwa perempuan adalah “mahluk ciptaan Tuhan yang paling indah” dapat juga diasosiasikan dengan estetika mode pakaian. Mode pakaian bisa saja berubah-ubah untuk memenuhi standar kecantikan yang dikonstruksikan masyarakat. Dalam pameran ini, sepuluh karya menampilkan objek perempuan yang dibalut pakaian dengan desain kekinian. Kekinian merepresentasikan bentuk fashion mode yang up-to-date, trendi, maupun menjadi gaya perempuan kelas menengah. Selera kelas ini sangat dinamis mengikuti selera fashion global yang tidak hanya unik, spontan tapi juga berbeda. Keberbedaan berpakaian bagi perempuan bisa juga dipahami sebagai bentuk ‘kekuatan’ untuk menyatakan bagaimana seharusnya orang lain menposisikan dirinya. Ragam mode baju kekinian dalam karya yang dipamerkan seperti batwing brokat, strict upper clothes, celana pinggang tinggi dengan bretel suspender atau tali baju, ‘A’ line short skirt hingga baby doll dress.

Aksesoris  dalam arrangement berpakaian perempuan bisa jadi bukan hanya sebagai pelengkap saja tapi justru menjadi point of interest. Dalam karya pria kelahiran Badung,Bali, 9 April 1988 ini aksesoris menegaskan inti dari incognito. Aksesoris seperti kacamata, helm, sepatu, topi, tas, bahkan senjata AK 47 dapat dipahami sebagai atribut-atribut untuk meningkatkan kepercayaan diri pemakaiannya. Being confident bagi sebagian besar orang menjadi tujuan dalam berpakaian, sehingga untuk sampai ke sana aksesoris menjadi senjata untuk membunuh keraguan, kewaswasan, maupun kesangsian pemakainya. Gaya rambut seperti halnya aksesoris juga menguraikan konsep kepercayaan diri yang fun, playful dan bebas.

Point of interest lainnya ada pada permainan testur timbul yang merupakan rasa permukaan bahan. Tekstur yang dihasilkan dari plototan cat akrilik ini digunakan untuk mencapai rasa yang nyata dari kedalaman estetis. Dalam penciptaannya dilakukan secara spontan, saling tumpang tindih maupun membentuk objek-objek tertentu. Di beberapa karya menunjukkan keluesan, sedang di tempat lainnya sangat rigid. Menurut hemat saya proses ini menjadi ‘perjalanan’ dari bagaimana gaya karya diciptakan.

Pada akhirnya berpakaian akan menciptakan ‘wajahnya’ yang tidak tunggal; bukan hanya kemolekannya saja namun berjalin berkelindan dengan identitas yang ingin dinyatakan maupun dikonstruksikan. Dalam proses pembangunannya ada incognito yang menyempurnakan pemaklumatan identitas pemakainya.

Last but not least, selamat menikmati karya, selamat menikmati penyamaran identitas!

 

Karina Rima Melati