I Kadek Yudi Astawan

Kehilangan Identitas
akrilik, oil, pensil di Kanvas
50cm X 50cm
2015

Konsep

Selama ini Bali dicitrakan sebagai pulau surga, Pencitraan tersebut terus menerus dipelihara oleh banyak orang demi kepentingan pariwisata. Pariwisata di Bali bagaikan pedang bermata dua, di satu sisi memberi keuntungan secara ekonomi, namun di sisi lain terjadi perusakan dan penghancuran sistematis terhadap elemen-elemen yang dijual industri pariwisata itu sendiri. Misalnya, banyak lahan produktif di Bali yang telah beralih fungsi menjadi hotel, vila, restoran dan bungalow. Begitu pula dengan bidang kesenian, batas antara sakral dan profan semakin tipis. Ritual sakral di Bali dengan mudah dipermak untuk hiburan bagi turis. Misalnya tari Barong dan Rangda yang dahulu hanya boleh dipentaskan di pura untuk upacara agama sekarang telah menjadi hiburan yang menjamur di hotel-hotel dan tempat wisata di Bali.
Dalam karya ini menggambarkan lingkaran yang diartikan sebagai mandala yaitu, gambaran bagi alam semesta. Lingkaran pertama menceritakan lahan persawahan yang terhimpit oleh batu seakan menyesaki lahan dan terus-menerus dibangun untuk membuat kawasan wisata yang mengakibatkan sedikit demi sedikit lahan persawahan akan menghilang dan disulap menjadi tanaman beton yang megah. Lingkaran yang kedua menceritakan tidak hanya lahan persawahan yang di rubah menjadi kawasan wisata, tanah-tanah di tepi pantaipun tidak luput dari pembangungan yang dijadikan hotel dan vila. Seakan semua bisa dikemas demi pariwisata. Lingkaran yang terakhir yaitu di pusat lingkaran tersebut menceritakan dua sosok sakral dalam religiusitas agama hindu di Bali yaitu, Barong dan Rangda. Dalam mitologi umum Barong dan Rangda juga dimaknai sebagai dua simbol yang berimbang dan sama-sama memilii keabadian yang ditak dapat dimusnahkan. Barong dimaknai sebagai simbol kekuatan positif atau kebaikan, sedangkan Rangda adalah kekuatan negatif atau kebatilan. Dua kekuatan ini akan selalu ada dalam kehidupan. Sedangkan warna putih yang tersisa di sudut lukisan, menjadi sebuah pertimbangan bagaimana masyarakat bali menjaga identitas Bali tersebut. Jika bali dijaga dengan energi positif maka Bali akan tetap terjaga keindahannya, tetapi jika dijaga dengan energi negatif maka akan terjadi perusakan dan penghancuran bagi Bali itu sendiri.

About The Artist

Nama : I Kadek Suardana
Tempat/Tgl lahir : Gianyar, 14, februari, 1991
Alamat : Br. Telabah, Sukawati, Gianyar, Bali.
Dsn, jurug, Pangungharjo, Sewon Bantul, Yogyakarta

2015 | Sanggar Dewata Indonesia “ MOOI IN(DIE) Bali”, di Indie Art House Yogyakarta || “Gelar Maestro Rindu Jogja” di Taman Pintar Yogyakarta.
2014 | Festival Kesenian Indonesia VIII. “Spirit of The Future: Art for Humanizing Civilizaton” ISI Yogyakarta || Pameran Tugas Akhir “ KENANGAN MASA KECIL” di Gedung Seni Murni ISI Yogyakarta.
2013 | Four S “GARIS HIJAU” di Danesh Art Veranda Hayam Wuruk Denpasar Bali || Pion “ SPECIAL EMOTION” di Kersan art studio Yogyakarta || Pameran bersama “NGRESULO” di Jogja Galery, Yogyakarta || “NATURE CULTURE”, di Jogja Nasional Museum Yogyakarta || Sanggar Dewata Indonesia “ TAKSU SKETSA SDI” di UPT Galeri ISI Yogyakarta || Pameran seni lukis lanjut II “KENANGAN MASA KECIL” di Gedung Seni Murni ISI Yogyakarta.
2012 | Palang “ SECANGKIR KOPI ’’ di Sangkring Art Project, Yogyakarta || Sanggar Dewata Iindonesia “ VIBRAN VISION OF LEMPAD”, di Sangkring Art Space & Art Project Yogyakarta || “YADNYA dalam BERKESENIAN”, Bersama KMHD ISI, di UPT Galleri ISI Yogyakarta || “DISAMBAR- DESEMBER”, Jogja Nasional Museum Yogyakarta || “PEKAN SENI NASIONAL”, Kampus UNY,Yogyakarta || “DIES NATALIS XXVIII ISI Yogyakarta”, UPT Gallery ISI Yogyakarta || “IMAJINASI INTERNET ”, di Gedung Seni Murni ISI Yogyakarta.

More Artist